Biografi dan informasi lukisan original karya pelukis maestro terkenal

JAVADESINDO Art Gallery menyajikan informasi seputar biografi dan karya-karya lukisan original dari para pelukis maestro terkenal yang pernah dilelang atau dikoleksi oleh museum seni international.

Biografi dan informasi lukisan original karya pelukis maestro terkenal

JAVADESINDO Art Gallery menyajikan informasi seputar biografi dan karya-karya lukisan original dari para pelukis maestro terkenal yang pernah dilelang atau dikoleksi oleh museum seni international.

Biografi dan informasi lukisan original karya pelukis maestro terkenal

JAVADESINDO Art Gallery menyajikan informasi seputar biografi dan karya-karya lukisan original dari para pelukis maestro terkenal yang pernah dilelang atau dikoleksi oleh museum seni international.

Biografi dan informasi lukisan original karya pelukis maestro terkenal

JAVADESINDO Art Gallery menyajikan informasi seputar biografi dan karya-karya lukisan original dari para pelukis maestro terkenal yang pernah dilelang atau dikoleksi oleh museum seni international.

Biografi dan informasi lukisan original karya pelukis maestro terkenal

JAVADESINDO Art Gallery menyajikan informasi seputar biografi dan karya-karya lukisan original dari para pelukis maestro terkenal yang pernah dilelang atau dikoleksi oleh museum seni international.

Biografi dan informasi lukisan original karya pelukis maestro terkenal

JAVADESINDO Art Gallery menyajikan informasi seputar biografi dan karya-karya lukisan original dari para pelukis maestro terkenal yang pernah dilelang atau dikoleksi oleh museum seni international.

Sunday, July 31, 2016

>> LUKISAN DAN BIOGRAFI AMRI YAHYA


Amri Yahya lahir di Sukaraja, Ogan Ilir, Palembang, Sumatera Selatan, pada tanggal 29 September 1939. Pendidikan seninya ditempuh di ASRI Yogyakarta (Ijazah I, 1961; Ijazah II, 1963), IKIP Yogyakarta (Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni, Jurusan Seni Rupa, 1971), Sertifikat Keramik Dinding dari Struktur 68 Bv, The Hague Holland (1980), dan pernah dianugerahi gelar Kehormatan Doktor Honoris Causa di Bidang Evaluasi Pendidikan Seni oleh Universitas Negeri Yogyakarta, 2001.

Sejak tahun 1977, tercatat sebagai anggota kehormatan International Association of Art (IAA) UNESCO Paris. Tahun 1996, Amri Yahya mewakili Indonesia dalam Konferensi Seni Budaya Islam se-dunia di Hofsra University, New york. Pada tahun 1972, mendirikan Galeri Amri pada saat Indonesia mempersiapkan diri sebagai tuan rumah Konferensi PATA 1974, juga mengangkat busana muslim ke kancah nasional (1977), didukung oleh Perwanida DIY. Tahun 1979, mendirikan HSRI (Himpunan Senirupawan Indonesia). Tahun 1990 bersama Joop Ave, A. Sadali dan AD Pirous turut menggagas Festival Istiqlal dan mengusulkan berdirinya museum Al Quran di Jakarta.

Karya-karyanya telah dikoleksi perorangan, pejabat negara dan lembaga, baik di dalam maupun luar negeri, yang mulai ia pamerkan sejak tahun 1957, di antaranya pameran tunggal keliling Eropa dan kawasan Timur Tengah pada kurun waktu 1976-1979. Pameran tunggal terakhir di luar negeri sekaligus untuk yang ke-5 adalah di Amerika, di Asean Art Museum, San Fransisco (1996). Pameran tunggal terakhir di Indonesia diadakan di Palembang (1999), di Jakarta (2000) berturut-turut di Taman Ismail Marzuki, dan di Komplek Bidakara.

Pada setiap pameran tunggalnya di luar negeri, Amri Yahya selalu menyertakan acara diskusi, pemutaran slide tentang kesenian Indonesia, dan demo melukis dengan media batik.

Pada tahun 2004, Galeri Amri terbakar habis dan sebagian besar karyanya tidak dapat diselamatkan kembali. Keadaan itu berakibat buruk pada kesehatan Amri sehingga pada bulan Desember 2004, Amri Yahya meninggal dalam usia 65 tahun.


" Basmallah " by Amri Yahya, Batik, Size: 80cm x 60 cm, Year: 1976



" Hutan terbakar " by Amri Yahya, Batik.



" Komposisi " by Amri Yahya, Batik, Size: 80cm x 80 cm, Year: 1974



" Lebak " by Amri Yahya, Batik, Size: 80cm x 80 cm, Year: 1976



" Lebak Minyak " by Amri Yahya, Batik.



" Ombak " by Amri Yahya, Batik, Size: 80cm x 80 cm, Year: 1984



" Pancaroba " by Amri Yahya, Batik.



" Rumput Merah " by Amri Yahya, Batik, Size: 90cm x 100 cm, Year: 1997


Saturday, July 30, 2016

>> LUKISAN DAN BIOGRAFI ABAS ALIBASYAH


Lahir di Purwakarta, Jawa Barat, 11 Maret 1928. Abas lahir dari keluarga pegawai negeri sehingga ia mengeyam pendidikan cukup baik. Di HIS (Holandsche Inlandsche School) - setingkat pendidikan dasar, Abas mulai tertarik dengan menggambar. Selang beberapa tahun kemudian, Abas belajar di Keimin Bunka Sidhoso, sebuah lembaga kebudayaan yang didirikan oleh Pemerintah Jepang. Di tempat tersebut ia belajar dan bergaul intens dengan Affandi, Hendra Gunawan, Sudjana Kerton dan Barli Sasmitawinata. Abas juga dikenal sebagai bagian dari Sanggar Pelukis Rakyat.  Kemudian ia masuk secara formal di Akademi Seni Rupa (ASRI) Yogyakarta, tahun 1950-1956. Setelah itu ia melanjutkan studi ke negeri Belanda.

Abas Alibasyah di kenal sebagai pelukis dan pendidik. Sebagai pelukis, ia pernah mendapat penghargaan, misalnya tahun 1974 menerima hadiah seni lukis terbaik dalam Biennale Seni Lukis Nasional, Dewan Kesenian Jakarta dan Sanggar Dewata. Menerima Anugerah Seni RI 1985 dan Cultural Award Scheme dari Pemerintah Australia di tahun 1977, juga penghargaan Satya Lencana Kebudayaan dari pemerintah RI. Sebagai pendidik Abas mengajar di berbagai sekolah dan perguruan tinggi seni. Dimulai menjadi pamong di Taman Siswa Ibu Pawiyatan Yogyakarta, guru di SMA Stella Duce dan Padmanaba Yogyakarta. Ia mengajar di ASRI dan pernah menjadi direktur Akademi Seni Rupa Indonesia Yogyakarta, serta membawa perubahan ASRI menjadi ISI (Institut Seni Indonesia). Abas Alibasyah di masa tua tinggal di Jakarta.

Ia bukan hanya dikenal sebagai seorang pelukis, tetapi ia juga dikenal sebagai pejuang, pemikir dan organisatoris. Di kalangan rekan-rekannya, ia dikenal sebagai pelukis yang konsisten dengan suara panggilan nuraninya, meskipun pada waktu ada ‘boom’ seni lukis, ia tidak bergeming dalam memilih apa yang sudah dipilihnya. Dibesarkan dari keluarga mapan. Ayahnya, Hoesen Adimihardja asal Purwakarta adalah seorang pegawai negeri yang bekerja pada jawatan pengairan. Awal mula ia menyukai dunia seni lukis adalah saat ia bersekolah di HIS (Holandsche Inlandsche School). Pelajaran menggambarnya cukup menonjol. Begitu juga ketika ia meneruskan studinya di Sihan Gakko.

Seperti anak-anak lainnya, saat ia belum merasa tertarik untuk menekuni seni lukis. Apa yang dilakukannya hanya karena ada pelajaran menggambar. Tetapi lama-kelamaan, ia mulai tergerak ketika ia melongok di Keimin Bunka Sidhoso sebuah lembaga kesenian yang didirikan oleh pemerintah Jepang. Ia mulai tertarik dan ikut bergabung, pada waktu itu usianya baru 15 tahun.

Di tempat itu, tahun 1943, ia mulai merasakan ada sesuatu yang perlu dan patut dikembangkan. Ia mulai berpikir untuk terjun ke dunia seni lukis. Abas Alibasyah lalu bergaul dengan pelukis lainnya seperti Hendra Gunawan, Barli Sasmitawinata dan Affandi. Mereka banyak memberi pengaruh terhadap dirinya. Dari sanalah kemudian Abas mulai menetapkan langkahnya menjadi seorang pelukis.

Setelah Jepang kalah perang tahun 1945. Ia tidak hanya berdiam dan menekuni dunia lukis saja. Keaktifannya di medan perang juga ikut mempengaruhi cara berfikir dalam menempuh strategi dalam menatap masa depannya.

Sepak terjangnya di SMA BOPKRI membuatnya lebih bersemangat dalam menentukan pilihan hidupnya dalam dunia seni lukis.Karena situasi pada waktu masih dalam kondisi perang, ia banyak membuat sketsa-sketsa revolusi atau kejuangan yang dapat mengalahkan penjajah. Disitulah Abbas mulai tertarik dan bergabung di sanggar Pelukis Rakyat bersama Hendra Gunawan dan Affandi di Yogyakarta

Tahun 1966, ia mulai tertarik pada seni Batik dan giat mengadakan eksperimen-eksperimen dengan berbagai kemungkinan dalam teknik batik. Tahun 1968, mendapat kesempatan belajar di Belanda dan berpameran di Den Haag. Tahun 1970, ia mendapat undangan dari pemerintah Australia untuk study tour dan mengadakan pameran di sana. Tahun 1976, ia mendapat undangan dari pemerintah Perancis.

Begitu banyak jabatan yang pernah dipikulnya, dan banyak pula penghargaan yang diraihnya, termasuk pameran lukisan diberbagai belahan dunia sudah pernah dilakoninya. Penghargaan seni yang pernah diraihnya adalah Anugerah Seni dari pemerintah tahun 80-an, penghargaan dari DKJ, penghargaan Lempad Prize dari Yayasan Lempad Bali, Cultural Award Scheme dari pemerintah Australia dan Satya Lencana Kebudayaan dari pemerintah RI. Hingga kini Abas Alibasyah tak pernah berhenti bekerja dan berkarya.

Menjadi juri diberbagai lomba, seperti pada ajang Anugerah Seni Indonesia, Festival Film Indonesia, Seni rupa internasional untuk UNESCO di Jepang dan logo AESAN di Singapura. Pernah menjadi kurator nasional pameran Seni Rupa Indonesia yang diselenggarakan pemerintah RI, editor buku monografi daerah dan buku seni budaya dan 27 provinsi di Indonesia. Saat ini ia tinggal di Jl. Taman Pendidikan 1/3, kompleks Depdikbud, Cilandak, Jakarta Selatan dan masih terus produktif melukis.

Karier :
  • Tentara Pelajar (1945-1951),
  • Pamong Kesenian Taman Siswa Ibu Pawiyatan Yogyakarta,
  • Pengajar ASRI,
  • Ketua Jurusan Senirupa ASRI (1962),
  • Guru SMA Stella Deuce dan SMA Negeri III B (Padmanaba) Yogyakarta,
  • Pegnajar IKIP (Yogyakarta), Pengajar bagian arsitektur di Universitas Gajah Mada,
  • Direktur ASRI (Yogyakarta) dan ASKI (Surakarta),
  • Ketua Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia (Yogyakarta),
  • Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1971),
  • Kepala Lembaga Musikologi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
  • Inspektur Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
  • Anggota Konsorsium Seni Ditjen Dikti,
  • Anggota Badan Sensor Film, Anggota Dewan Film,
  • Ketua Dewan Kesenian Yogyakarta


Penghargaan :
  • Beasiswa dari pemerintah Belanda untuk belajar di Belanda (1968),
  • Undangan Study Tour dari Pemerintah Australia (1970),
  • Anugerah Seni tahun 80-an dari pemerintah RI,
  • Penghargaan dari DKJ untuk lukisan terbaik pada Biennale I (1974),
  • Lempad Prize dari Yayasan lempad Bali,
  • Penghargaan dari ISI Yogyakarta untuk pengabdian dalam dalam pendidikan seni,
  • Culural Award Scheme dari pemerintah Australia,
  • Satya Lencana Kebudayaan dari pemerintah RI,
  • Anugerah Ageng Kesenian dari Lembaga Pendidikan Tinggi Kesenian ISI Yogyakarta


" Dewi perdamaian " by Abas Alibasyah, Size: 145cm x 95cm, Medium: oil on canvas, Year: 1997



" Dua Sejoli " by Abas Alibasyah, Size: 100cm x 150cm, Medium: oil on canvas, Year: 1981



" Garuda " by Abas Alibasyah, Size: 100cm x 66cm, Medium: oil on canvas, Year: 1969



" Ratu Bunga " by Abas Alibasyah, Size: 70 cm x 90 cm, Medium: oil on canvas, Year: 1993



" Tujuh Srikandi " by Abas Alibasyah, Size: 150 cm x 100 cm, Medium: oil on canvas, Year: 2013



" Wanita Pendekar " by Abas Alibasyah, Size: 95cm x 145cm, Medium: oil on canvas, Year: 1996


>> LUKISAN DAN BIOGRAFI SOEDIBIO


Salah satu pelukis Maestro terkenal Indonesia " Soedibio " lahir di Madiun, Jawa Timur, 17 Juni 1912. Belajar melukis dilakoninya secara otodidak. Semasa hidup aktif di berbagai organisasi kesenian, diantaranya pada tahun 1940 bergabung menjadi anggota PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia) di Jakarta, lalu pada tahun 1946 ikut mendirikan Seniman Indonesia Muda (SIM) di Madiun, Jawa Timur.

Kemudian pada tahun 1967 menjadi anggota Sanggar Puring di Surabaya, Jawa Timur, serta pada tahun 1970 menjadi anggota Himpunan Budaya Surakarta (HBS) di Solo, Jawa Tengah. Pernah bekerja bersama Trisno Sumarjo di Jawatan Kereta Api (1942) di kota asalnya, Madiun, Jawa Timur. Pada jamannya, ia di kenal sebagai satu-satunya pelukis potret, yang sanggup membuat potret orang tanpa model. Lukisan tentang pengalamannya di tahanan Belanda di Yogyakarta pada tahun 1949 adalah salah satu bukti kemahirannya tersebut.

Selain melukis potret orang, ia juga mahir melukis pemandangan alam. Rumah-rumah orang di desa dan pohon nyiur berkipas-kipas daun bersatu dalam satu ayunan tenang dengan galengan-galengan sawah di sekitarnya, di gambarkan secara tepat olehnya. Keunikan lain yang dimilikinya yang membedakan dirinya dengan pelukis lain adalah, ia selalu membuat perubahan pada gaya lukisannya yang berubah dengan drastis sesuai kisah hidupnya.

Lukisannya pada zaman revolusi bernuansa kelam dan menunjukkan kekerasan. Kemudian setelah sempat menghilang selama 15 tahun dari dunia seni rupa karena persoalan pribadi, ia akhirnya kembali lagi, namun dengan gaya lukisan yang lebih lembut.


Di indonesia , aliran surealisme ini diusung oleh beberapa pelukis terkenal salah satu pelukis yang dikenal kalangan seniman karena karya-karyanya yang khas adalah Soedibio , beliau di sebut sebagai bapak surealis di indonesia karena keunikan karyanya.


" Dewi Sri " by Soedibio, Medium: oil on canvas, Year: 1971



" Gunungan " by Soedibio, Size: 100 x 80 cm, Medium: Oil on canvas, Year: 1977
Auction House: Christie's Hongkong



" Istri " by Soedibio, Size: 100 cm x 76 cm, Medium: Oil on canvas, Year: 1970

*) Adalah sebuah lukisan naturalis Soedibio yang begitu romantis. Seorang perempuan duduk agak miring di kursi sedan dengan pakaian jawa nan luwes. Di sampingnya, vas dengan seikat bunga krisan segar dan lampu duduk merah cerah bagai melambangkan cinta nan membara. Lukisan ini kian indah oleh cara Soedibio 




" Kapal di tengah Laut " by Soedibio, Size: 33 cm x 25 cm, Medium: Acrylic on paper, Year: 1986
*) Dikoleksi oleh Edwin Rahardjo



" Peta " by Soedibio, Size:  90 cm x 200 cm, Medium: Oil on canvas, Year: 1947
*) Dikoleksi oleh Dr. Oei Hong Djien.



" Punakawan dan Pandawa Lima " by Soedibio, Size: 150 cm x 110 cm, Medium: Oil on canvas, Year: 1973
*) Dikoleksi oleh Dr. Oei Hong Djien.



" Semar " by Soedibio, Medium: Oil on canvas
*) Dewan Kesenian Jakarta



" Seorang Pelukis by Soedibio " by Soedibio, Size: 65 cm x 86 cm, Medium: Oil on canvas, Year: 1948

*) Karya ini dikoleksi oleh Presiden pertama RI, Ir. Soekarno di Istana Kepresidenan Jakarta. Gambar didonasikan oleh Enong  Ismail.




" Peniup Seruling " by Soedibio, Size: 165cm x 55cm, Medium: Oil on canvas, Year: 1979
*) Auction House: Masterpiece



" Prabu Erlangga, oil on canvas, 123cm x 186cm, 1971 " by Soedibio, Size: 123cm x 186cm, Medium: Oil on canvas, Year: 1971
*) Auction House: Masterpiece



" To you people of  Jogja " by Soedibio, Size: 200cm x 136cm, Medium: Oil on canvas, Year: 1949



" Untitled " by Soedibio, Size: 134cm x 90 cm, Medium: Oil on canvas, Year: 1969
*) Auction House: Christie's Hongkog



" Wanita Jawa " by Soedibio, Size: 90cm x 150cm, Medium: Oil on canvas, Year: 1940

*) Karya ini dikoleksi oleh Presiden pertama RI, Ir. Soekarno di Istana Kepresidenan Jakarta. Gambar didonasikan oleh Enong Ismail.




" Wayang  " by Soedibio, Medium: oil on canvas laid on board

Wednesday, July 27, 2016

>> DAFTAR 50 LUKISAN TERMAHAL DI DUNIA

Diantara miliaran lukisan yang ada di Dunia, inilah 50 lukisan yang paling beruntung menempati daftar sebagai lukisan paling mahal di Dunia.

" Sebuah karya seni tinggi adalah sebuah karya seni yang bersumber dari ekspresi jiwa dan imajinasi, apapun bentuk, gaya dan aliran nya " ~ Heno Airlangga


A Wheatfield with Cypresses by Vincent van Gogh, 73 cm × 93.4 cm, oil on canvas, 1889
Sold USD 57 Million ( Rp. 741 Miliar )
Date of sale: May 1993, Location: Metropolitan Museum of Art, New York City



" Acrobate et jeune arlequin " by Pablo Picasso, 1905
Sold USD 38.5 Million ( Rp. 500 Miliar )
Date of sale: 28 November 1988
Auction House: Christie's, London



" Adele Bloch-Bauer II " by Gustav Klimt, 190 cm × 120 cm, oil on canvas, 1912
Sold USD 87.9 Million ( Rp. 1,14 Triliun )
Date of sale: 2 November 2006
Auction House: Christie's, New York



" Bal du moulin de la Galette " by Pierre Auguste Renoir, 131 cm × 175 cm, oil on canvas, 1876
Sold USD 78.1 Million ( Rp. 1 Triliun )
May 17, 1990, Seller: Betsey Whitney, buyer: Ryoei Saito, Auction House: Sotheby's, New York
Location: Musée d'Orsay, Paris



" Black Fire I " by Barnett Newman, 1961
Sold USD 84.2 Million ( Rp.1,1 Triliun )
Date of sale: 13 May 2014
Auction house: Christie's, New York.



" Buste de femme (Femme à la résille) " by Pablo Picasso, 1938
Sold USD 67.4 Million ( Rp. 877 Miliar )
Date of sale: May 11, 2015
Auction House: Christie's, New York.



" Dora Maar au Chat " by Pablo Picasso, 128.3 cm × 95.3 cm, oil on canvas, 1941
Sold USD 95.2 Million ( Rp.1,23 Triliun )
Date of sale: 3 May 2006
Auction House: Sotheby's, New York



" Eagle Standing on Pine Tree " by Qi Baishi, 1946
Sold USD 65.5 Million ( Rp.852 Miliar )
Date of sale: 22 May 2011
Auction house: China Guardian Auctions.



" Femme aux Bras Croisés " by Pablo Picasso, 81 × 58 cm, oil on canvas, 1901
Sold USD 55 Million ( Rp.715 Miliar )
Date of sale: 8 November 2000
Auction House: Christie's, New York



" Flag " by Jasper Johns, 42 x 61 inc, oil and collage on fabric mounted on plywood,1954
Sold USD 110 Million ( Rp.1,4 Triliun )
Date of sale: March 2010
Location: Museum of Modern Art, New York



" Four Marlons " by Andy Warhol, 1966
Sold USD 69.6 Million ( Rp.905 Miliar )
Date of sale: 12 November 2014
Auction house: Christie's, New York



" Garçon à la pipe " by Pablo Picasso, 100 cm × 81.3 cm, oil on canvas, 1905
Sold USD 104,2 Million ( Rp. 1,6 Triliun )
Auction House: Sotheby's, New York



Interchange by Willem de Kooning, 200.7 cm × 175.3 cm, oil on canvas, 1955
Date of sale September 2015, USD 300 Million ( Rp. 3,9 Triliun )



" Irises " by Vincent van Gogh, 71 cm × 93 cm , oil on canvas, 1889
Sold USD 59.3 Million ( Rp.771 Miliar )
Date of sale: 11 November 1987
Auction House: Sotheby's, New York.
Location: J. Paul Getty Museum, Los Angeles, California



" La Gommeuse " by Pablo Picasso, 81.3cm x 54 cm, oil on canvas, 1901
Sold USD 67.45 Million ( Rp.877 Miliar )
Date of sale: 5 November 2015
Auction house: Sotheby's, New York.



" Les Femmes d'Alger (Version O) " by Pablo Picasso, 114 cm × 146.4 cm, oil on canvas, 1955
Sold USD 179.4 Million ( Rp.2,4 Triliun )
Date of Sale: 11 May 2015
Auction House: Christie's, New York.



" Les Noces de Pierrette " by Pablo Picasso, 1905
Sold USD 49.3 Million ( Rp.641 Miliar )
Date of sale: 30 November 1989
Auction house: Binoche et Godeau Paris.



" L’Allée des Alyscamps " by Vincent van Gogh, 92 cm × 73.5 cm, oil on canvas, 1888
Sold USD 66.3 Million ( Rp. 862 Miliar )
Date of sale: 5 May 2015
Auction house: Sotheby's, New York



" Massacre of the Innocents " by Peter Paul Rubens, 142 × 182 cm, oil on oak, 1611
Sold USD 76.7 Million ( Rp.997 Miliar )
Date of sale: 10 July 2002
Auction House: Sotheby's, London.



Nafea Faa Ipoipo (When Will You Marry?) by Paul Gauguin, 101 x 77 cm, oil on canvas, 1892
Sold USD 300 Million ( Rp.3,9 Triliun )




" No. 5 " by Jackson Pollock, 240 cm × 120 cm, oil on fiberboard, 1948
Sold USD 140 Million ( Rp.1,8 Triliun )
Date of sale: 2 November 2006
Auction House: Private sale via Sotheby's



" No. 6 (Violet, Green and Red) " by Mark Rothko, oil on canvas, 1951
Sold USD 186 Million ( Rp.2,4 Triliun )
Date of sale: August 2014
Auction House: Private sale via Yves Bouvier



" No. 10 " by Mark Rothko, 239.4 cm × 175.9 cm, oil on canvas, 1958
Sold USD 81.9 Million ( Rp. 1,1 Triliun )
Date of sale: 13 May 2015
Auction House: Christie's, New York



Nu Couché by Amedeo Modigliani, 60 cm × 92 cm, oil on canvas, 1917 or 1918
Sold USD 170.4 Million ( Rp. 2,3 Triliun )
Date of Sale: November 9, 2015
Auction House: Christie's, New York.
Location: Liu Yiqian - Shanghai, China



" Nude Sitting on a Divan " by Amedeo Modigliani, 100 cm × 60 cm, oil on canvas, 1917
Sold USD 69 Million ( Rp. 897 Miliar )
Date of sale: 2 November 2010, Seller: Halit Cıngıllıoglu, Auction house: Sotheby's, New York
Owner: Private Collection



" Nude, Green Leaves and Bust " by Pablo Picasso, 162 cm × 130 cm, oil on canvas, 1932
Sold USD 106.5 Million ( Rp. 1,4 Triliun )
Date of sale: 4 May 2010
Auction House: Christie's, New York



" Number 17A " by Jackson Pollock, Oil on fiberboard, 1948
Sold USD 200 Million  ( Rp.2,6 Triliun )
Date of Sale: September 2015



" Nurse " by Roy Lichtenstein, 121.9 x 121.9 cm, oil and magna on canvas, 1964
Sold USD 95.4 Million ( Rp.1,3 Triliun )
Date of sale: 9 November 2015
Auction house: Christie's, New York.



" Orange, Red, Yellow " by Mark Rothko, 236.2 cm × 206.4 cm, Acrylic on canvas, 1961
Sold USD 86.9 Million ( Rp. 1,1 Triliun )
Date of sale: 8 May 2012
Auction: Christie's, New York



" Peasant Woman Against a Background of Wheat " by Vincent van Gogh, 92 × 73 cm, oil on canvas, 1890
Sold USD 47.5 Million ( Rp. 618 Miliar )
Date of sale: 1997
Auction House: Acquavella Galleries Inc., New York



Police Gazette by Willem de Kooning, 1955 
Sold USD 63.5 Million ( Rp.826 Miliar )
Date of sale: 12 October 2006



" Portrait de l'artiste sans barbe "  by Vincent van Gogh, 40 × 31 cm, oil on canvas, 1889
USD 71.5 Million ( Rp. 930 Miliar )
Date of sale: 19 November 1998
Auction House: Christie's, New York 
*) Ini adalah lukisan potret diri Van Gogh yang terakhir, diberikan kepada Ibunya sebagai hadiah ulang tahun



" Portrait of Adele Bloch-Bauer I " by Gustav Klimt, 138 cm × 138 cm, oil on canvas, 1907
Sold USD 135 Million ( Rp.1,8 Triliun )
Date of sale: June 18, 2006
Location: Neue Galerie, New York



" Portrait of Alfonso d'Avalos " by Titian, 110 × 80 cm, oil on canvas, 1533
Sold USD 70 Million ( Rp.910 Miliar )
Date of sale: November 2003
Auction house: Private sale via Hervé Aaron.
Location: Getty Center, Los Angeles



" Portrait of Dr. Gachet " by Vincent van Gogh, 67 cm × 56 cm, oil on canvas, 1890
USD 82.5 million ( Rp. 1,1 Triliun )
Date of sale: May 15, 1990
Auction House: Christie's, New York



" Rideau, Cruchon et Compotier " by Paul Cézanne, 60 cm × 73.0 cm, oil on canvas, 1894
USD 60.5 Million ( Rp.787 Miliar )
Date of sale: May 10, 1999
Auction: Sotheby's, New York



" Sainte-Victoire " by Paul Cézanne, 65 × 80.3 cm, oil on canvas, 1904
Sold USD 100 Million ( Rp.1,3 Triliun )
Date of sale: 2013



" Salvator Mundi - Attributed to Leonardo da Vinci " 45.4 cm × 65.6 cm, oil on walnut, 1490-1519
Sold USD 127.5 Million ( Rp.1,7 Triliun )
Date of sale: May 2013
Auction House: Private sale via Yves Bouvier
Location: Private collection, New York City



Spring (Le Printemps, Jeanne (Spring) by Édouard Manet, 74 cm x 51.5 cm, oil on canvas, 1881
 Sold USD 65.1 Million ( Rp.847 Miliar )
Date of sale: 5 November 2014
Auction House: Christie's, New York
Location: Getty Center, Parent institution J. Paul Getty Museum, Los Angeles.



" Suprematist Composition " by Kazimir Malevich, 88.5 cm × 71 cm, oil on canvas, 1916
Sold USD 60 Million ( Rp.780 miliar )
Date of sale: 3 November 2008
Auction: Sotheby's, New York



The Card Players by Paul Cézanne, oil on canvas, 1894 -1895
Sold USD 259 million ( Rp. 3,3 Triliun )
Date of sale: April 2011, Seller: George Embiricos, Buyer: State of Qatar, Auction house: Private sale



" The Scream " by Edvard Munch, 91 cm × 73.5 cm, Oil, tempera, pastel and crayon on cardboard, 1895 
Sold USD 119.9 Million ( Rp.1,6 Triliun )
Date of sale: 2 May 2012
Location: National Gallery, Oslo, Norway



" Three Studies of Lucian Freud " by Francis Bacon, 198 cm × 147.5 cm, oil on canvas, 1969
Sold USD 142.4 Million ( Rp. 1,9 Triliun )
Date of sale: 12 November 2013
Auction House: Christie's, New York



" Turquoise Marilyn " by Andy Warhol, 1964
Sold USD 80 Million ( Rp. 1,04 Triliun )
Date of sale: 20 May 2007
Auction house: Private sale via Larry Gagosian.




" Untitled (New York City) " by Cy Twombly, 1968
Sold USD 70 Million ( Rp.910 Miliar )
Date of sale: 11 November  2015
Auction house: Christie's, New York



" Untitled " by Cy Twombly, 1970
Sold USD 69.6 Million ( Rp.905 Miliar )
Date of sale: 12 November 2014, Seller: Nicola del Roscio, Auction house: Christie's, New York



" Vase with Fifteen Sunflowers " by Vincent van Gogh, 92.1 × 73 cm, oil on canvas, 1888
Sold USD 39,7 Million ( Rp.516 Miliar )
Date of sale: 30 March 1987
Acution House: Christie's, London



" White Center " by Mark Rothko, 205.8 cm × 141 cm, 1950
Sold USD 72.8 Million ( Rp.947 Miliar )
Date of sale: 15 May 2007
Auction House: Sotheby's, New York



Woman III by Willem de Kooning, 172.7 cm × 123.2 cm, oil on canvas, 1953
Sold USD 137.5 Million ( Rp. 1,8 Triliun )
Date of sale: 18 November 2006



" Yo, Picasso " by Pablo Picasso, 73.5 cm × 60.5, oil on canvas, 1901
Sold USD 47.8 Million ( Rp. 621,4 Miliar )